Peluncuran Buku Terbitan Prenadamedia, Dosen Ilmu Komunikasi UMY Hadir Membahas Komunikasi Kesehatan yang Berkorelasi dengan Pandemi Covid-19

Maret 10, 2021, oleh: superadmin

Menyampaikan informasi yang benar, seringkali berisiko membuat panik masyarakat. Ketidakpastian di masa pandemi membuat warga sulit percaya begitu saja dengan informasi yang beredar seperti adanya suntikan vaksin di Indonesia yang sudah tervalidasi oleh negara. Strategi komunikasi yang tepat dalam penyampaian informasi di masa darurat pandemi seperti saat ini dinilai sangat penting untuk meredakan kepanikan dan sikap skeptis masyarakat.

Pernyataan tersebut tersirat dalam kegiatan Public Sharing and Discussion yang bertema “Komunikasi Politik dan Kesehatan dalam Masyarakat Tidak Lulus di Masa Pandemi Covid-19” dan diselenggarakan oleh Prenadamedia Group Divisi Penerbitan, Selasa (9/3) siang. Webinar ini menghadirkan narasumber Dr. Fajar Junaedi, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Nurudin selaku Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang serta Jandy Luik, Ph. D sebagai Dosen FIKOM Universitas Kristen Petra Surabaya.

Ketiga dosen ilmu komunikasi tersebut telah menerbitkan buku-buku ajar perihal komunikasi di Prenadamedia. Dalam webinar, Dr. Fajar mengemukakan bahwa Strategi komunikasi bukan hanya untuk dilakukan secara teknis, masih banyak penulis buku komunikasi kesehatan yang latar belakangnya bukan dari ahli komunikasi, itu terjebak dalam hal-hal teknis. Misalnya cara berkomunikasi. Khawatirnya pembaca menganggap komunikasi itu hanya sekadar teknis, padahal tidak demikian. Ada teori-teori terselubung dalam berkomunikasi seperti high-low context communication dalam mengomunikasikan hal-hal kesehatan kepada orang-orang tertentu dengan karakter beragam.

Dari perspektif yang lain, Nurudin membawakan topik “Komunikasi Politik dalam Masyarakat Tidak Lulus di Masa Pandemi Covid-19”. Ia menyoroti kebijakan pemerintah yang selama pandemi ini seperti ada ketidaktulusan dalam berkomunikasi, baik masyarakat maupun pemerintah. Komunikasi publik yang dilontarkan terkesan campur aduk dan tidak terstruktur. Hal itu akan memberi efek yang buruk dalam masyarakat sebab masih maraknya anggapan pemerintah sebagai penentu kehidupan bermasyarakat.

Lain hal dengan perspektif dari Jandy Luik yakni tentang Media Baru Sebuah Pengantar. Webinar ini dilaksanakan hingga pukul tiga sore. Kemudian berhasil memancing antusias dan ketertarikan audiens untuk berdiskusi bersama. Usai public sharing ini, beberapa audiens memperoleh benefit satu buku dari pemateri yang akan dikirimkan langsung tanpa ongkos kirim.