Lulus Kuliah Tanpa Skripsi, Skema Jurnal Bisa Jadi Pilihan

Desember 17, 2023, oleh: superadmin

Kebijakan baru Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim, perihal kelulusan mahasiswa S1 yang tidak harus berbentuk skripsi disambut baik oleh beberapa mahasiswa dan pengamat pendidikan.

Sudah ada beberapa kampus yang telah mengadopsi kebijakan baru yang disebutkan beberapa bulan lalu itu, namun ada juga universitas yang memang telah menerapkan kebijakan itu bahkan sebelum Pak Menteri menyampaikannya di publik. Salah satunya adalah Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memiliki tiga konsentrasi di dalamnya, Advertising; Broadcasting dan; Public Relations. Dalam berkomitmen menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di dunia kerja dengan tetap memberikan fasilitas pembelajaran sesuai minat mahasiswa, Ilmu Komunikasi UMY membuka kesempatan seluasnya bagi mahasiswa untuk lulus melalui skema tugas akhir yang sesuai dengan minat dan konsentrasinya. Terdapat beberapa skema tugas akhir yang bisa dipilih oleh mahasiswa, satu diantaranya adalah skema skripsi jurnal.

“Ada tiga pilihan format dalam skripsi, yaitu skripsi laporan penelitian, skripsi artikel jurnal, dan skripsi karya. Semuanya basisnya sama yaitu riset. Semua berproses melakukan prosedur penelitian sesuai metode yang dipilih. Yang membedakan adalah luaran (outcomes) yang dihasilkan,” tutur Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi UMY, Fajar Junaedi.

Alurnya Sama, Nggak Bikin Bingung

Tak jauh berbeda, alur yang ditempuh bagi mahasiswa yang memilih skema jurnal tetap sama seperti pada umumnya penyelesaian tugas akhir. Di awal semester mahasiswa akan mengajukan judul hingga mendapatkan dosen pembimbing, kemudian menulis proposal sebagai awal pengerjaan skripsi, dan dilanjutkan sidang seminar proposal (sempro).

Lebih jauh, dalam format skripsi jurnal terdapat dua pilihan sebagai syarat lulus sidang pendadaran, yaitu publikasi di jurnal terindeks Sinta atau presentasi di konferensi akademik tingkat internasional.

“Yang jadi tantangan adalah mahasiswa harus benar-benar paham ekosistem jurnal dan konferensi akademik. Sejak awal harus rajin membaca jurnal dan sebaiknya sudah mulai ikut konferensi setidaknya menjadi peserta (bukan pemakalah) dulu agar benar-benar paham ekosistem,” ujar laki-laki yang kerap disapa Mas Jun itu.

Persiapan dan pemahaman yang matang dari jauh-jauh hari menjadi kunci dalam kelancaran dalam melakukan submission di jurnal dan konferensi akademik. Menurutnya, mahasiswa harus memahami ekosistem jurnal dan konferensi akademik. Mulai dari struktur artikel, cara submission melalui OJS (Online Journal System), proses revisi pasca review, dan sejenisnya.

Demikian pula dalam konferensi akademik tingkat internasional. Mahasiswa sudah harus memahami proses pengiriman abstrak, full paper, revisi dan presentasi.

“Jika ingin ambil jalur skripsi artikel jurnal, pesan saya adalah pahami ekosistem, jauh hari persiapan bukan mendadak, selalu ikuti rekomendasi dosen pembimbing, dan percaya pada proses,” pungkasnya. (fsb)