Ini Cerita Alumni Komunikasi UMY yang Kerja secara Indie

Oktober 7, 2023, oleh: superadmin

Setelah menyelesaikan perkuliahan, salah satu hal yang akan membebani bagi mahasiswa yang baru saja mendapatkan gelarnya adalah akan bagaimana ia mengaplikasikan ilmunya dalam dunia kerja. Ragam pilihan jenis pekerjaan dan tantangan di dalamnya, bekerja secara independen bisa menjadi pilihan. Sering disebut dengan freelance, sistem pekerjaan ini berbeda dengan kerja kantor atau korporasi yang mengikat waktu dari pagi hingga sore hari.

Cerita pertama datang dari Trisna Risani Karya. Perempuan yang akrab dipanggil Ina ini mengawali karirnya dalam dunia Public Relations pada salah satu agensi bisnis di Yogyakarta, mendalami ketertarikannya dengan Consumer Relations. Berbekal pengalaman sebagai Happiness Manager, Ina memutuskan bekerja secara independen dengan tujuan leluasa dalam membagi waktu antara karir dan perannya sebagai ibu satu anak.
“Memutuskan keluar dari pekerjaan sebelumnya, ternyata aku masih bisa bersinar dan melakukan hal yang aku suka. Selain itu, aku bisa berkontribusi dengan maksimal dan tetap bisa memenuhi peranku untuk anakku,” pungkasnya. Ina menambahkan, bekerja secara indie membuat ia harus terus catch-up dengan apa yang terjadi saat ini, karena seringnya ia melatih consumer service membuat ia harus terus belajar.
Cerita selanjutnya datang dari Lidia, mengawali karir sejak lulus dari bangku kuliah sebagai freelancer di berbagai bidang, mulai dari menjadi tim riset maupun sebagai publicist salah satu festival film di Jogja. Menurutnya sistem kerja freelance sangatlah fluid, baik secara waktu pekerjaan maupun jangkaun turunan pekerjaannya (Scope of Work menjadi beragama) dan tentu tidak terikat dengan satu pekerjaan saja. dalam waktu yang bersamaan bisa jadi mengerjakan beberapa pekerjaan, sehingga time management tentu diperlukan.
Bagi Lidia yang kurang menyukai kerja kantor yang nine to five, bekerja sebagai freelancer cukup menjadi tantangan karena setiap pekerjaan pasti ada challenge baru yang akhirnya memaksa untuk belajar lagi dan lagi. Bekerja sebagai freelancer juga mengantarkan Lidia bertemu dengan teman-teman yang akhirnya memutuskan untuk membuat satu perusahaan baru yang bergerak di bidang media relations dan talent management.

Lain cerita datang dari bidang fotografi. Shiro masih menekuni bidang ini sebagai freelance karena menjadi pilihan pekerjaan yang sesuai dengan aktivitas kesehariannya. Kapan bekerja hingga kapan berlibur tidak ada yang menentukan selain dirinya. Menurutnya, yang menarik dari pengalaman bekerjanya ini ia berkesempatan mengelilingi beberapa pulau di Indonesia hingga mancanegara. Dari memotret ini juga pernah mengantarkan Shiro sebagai freelance fotografer di sebuah event yang dihadiri oleh Presiden dan Kementerian. (fsb)