Industri Komunikasi Perlu Adaptif di Era Digital

Oktober 20, 2023, oleh: superadmin

Perkembangan teknologi banyak membawa kebermanfaatan dalam sektor industri, salah satunya bidang komunikasi. Di era yang serba digital, tidak sedikit cakupan komunikasi turut meluas, seperti media yang mencakup media baru seperti sosial media, ragam perilaku konsumen yang turut mempengaruhi melalui perilaku media atau media habit, hingga strategi marketing yang tidak hanya mengandalkan media konvensional. Di samping itu, kemudahan akses oleh siapa saja menjadi salah satu tantangan dalam proses peralihan digital.

“Hal ini mengharuskan media untuk bersaing bukan hanya dengan sesama media, bahkan juga perseorangan seperti content creator,” hal ini disampaikan oleh Bram*, Founder sekaligus CEO The Iconomics media terintegrasi yang bergerak pada bidang politik hingga bisnis. Berangkat atas semangat melahirkan media yang idealis tanpa pengaruh politik, Bram melihat semakin smartphone membanjir mengharuskan media yang kala itu masih berbasis cetak perlu berinovasi.
Sebagai sosok berpengalaman yang berkiprah di industri media sejak sepuluh tahun ke belakang, Bram merasakan perbedaan di industri media, kemudahan penerbitan hingga akses membaca berita secara real time.
“Demikian juga space yang tersedia di media digital lebih fleksibel dibandingkan dengan media tradisional. Meski, kita harus tetap memperhatikan dan memperhitungkan kenyamanan pembaca karena harus membaca di medium digital,” ujar pria yang berhasil meraih penghargaan Tokoh Media Berpengaruh pada MTA 2021 itu.
Di samping tantangan dan keuntungan mengelola media, era digital juga berdampak pada industri film. Medium film selalu mengikuti di mana dan kapan penonton bisa mengakses tontonan tersebut. Hadirnya era digital menjadi jalan dalam mengembangkan mengapresiasi film tanpa batasan pemutaran waktu seperti medium konvensional.
“Era digital tidak mempunyai batasan baik dalam batas durasi film, batas memutar film maupun, batas di mana film itu ditonton satu-satunya batasan adalah jaringan koneksi internet. Maka dari itu permintaan konten film menjadi tinggi. Belantara Film adalah salah satu yang tidak bisa menghindari revolusi itu,” ujar Surya, Produser Belantara Film.
Penonton yang memiliki kontrol terhadap akses pemutaran film menjadi keuntungan baik bagi penikmat film. Kemudahan penonton dalam mengontrol tayangan ini memungkinkan film tidak diputar hingga selesai bahkan beralih pada film lain. Hal ini mengharuskan pelaku film terus berinovasi untuk mengelola ragam film hingga dinamis dan kuat.
“Jika awalnya film diputar di ruang gelap bernama bioskop di mana penonton dinonaktifkan kuasanya, maka digital memanjakan penonton menjadi subjek utama, dengan kata lain kontrol kuasanya ada di tangan jika film tersebut membosankan atau tidak menarik penonton bisa langsung mengganti dengan yang lain atau berhenti menonton,” ujar laki-laki yang menempuh studinya di Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada 2007 lalu itu.
Berkembang di era digital menjadi keuntungan tersendiri bagi generasi saat ini, meski terdapat tantangan tersendiri namun hal itu juga dibarengi dengan peluang yang luas. Maka dari itu, penting memiliki semangat untuk terus mengembangkan dan mengasah keterampilan, di samping itu perlu adanya konsistensi sehingga kita memiliki karakter sebagai pembeda terhadap apa yang kita tawarkan. (fsb)

*Alumni Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2000